Agama Islam memiliki rukun islam yang jumlah ada 5 dan semua itu harus dilaksanakan bagi umat yang memeluknya. Namun ada satu rukun Islam yang tidak wajib dilakukan namun menjadi impian setiap muslim untuk menunaikannya .
Rukun Islam kelima adalah melakukan ibadah haji bagi yang mampu. Karena adanya kendala atau kondisi yang tidak memungkinkan untuk menunaikannya maka anjuran ini hanya diwajibkan bagi mereka yang mampu saja dari segi fisik maupun material.
Dalam mengerjakan ibadah haji ini kamu seharusnya paham bagaimana cara mengerjakan mulai dari syarat, rukun, hingga niat haji. Dikatakan sah dalam menunaikan ibadah haji apabila syarat yang berlaku masih belum terpenuhi atau belum sempurna.
Artikel ini membahas mengenai syarat, niat, dan rukun dalam berhaji yang bisa kamu pahami sebelum melakukan ibadahnya. Simak informasi lebih lanjutnya di bawah ini.
Pengertian dan Sejarah Ibadah Haji
Haji berasal dari kata bahasa Arab “hajj” yang memiliki arti mengunjungi. Namun tidak sedikit juga yang menafsirkan kata ini sebagai berkunjung atau ziarah Islam dalam periode tahunan. Ziarah ini dilaksanakan di tempat yang merupakan kota suci bagi umat Islam yaitu kota Mekkah.
Istilah “haji” memiliki kemiripan dengan bahasa Ibrani yang berarti hari libur. “Haji” diartikan mengelilingi atau berkeliling. Dalam Islam, ibadah haji dilakukan dengan mengelilingi bangunan Ka’bah.
Haji ini memiliki pola yang ditetapkan oleh Rasulullah. Haji sendiri sudah dikenal pada zaman Nabi Ibrahim. Disebutkan di Al-Qur’an, Nabi Ibrahim diperintahkan untuk meninggalkan istri dan putranya di tengah gurun.
Dikisahkan ketika istri Nabi Ibrahim, Siti Hajar yang sedang kebingungan mencarikan air untuk putranya. Istri Nabi Ibrahim berlari kecil antara dua bukit Safa dan Marwah tetapi tidak menjumpai sesuatu yang mengandung air. Kemudian Ismail, putra Nabi Ibrahim, menggesekan kakinya ke tanah sehingga munculah mata air dari bawah kakinya yang mengalir keluar.
Setelah kejadian tersebut Nabi Ibrahim diperintahkan membangun Ka’bah dibantu oleh Ismail. Barulah 650M Nabi Muhammad beserta pengikutnya hijrah dari Madinah ke Mekkah. Setelah melakukan hijrah untuk membersihkan patung atau berhala yang disembah kaum kafir.
2 tahun setelahnya Nabi Muhammad menunaikan ibadah haji kembali. Di sinilah Rasulullah mengajari para pengikutnya bagaimana cara melakukan ibadah haji. Dimulai dari peristiwa ini dimana ibadah haji ditetapkan sebagai rukun Islam.
Tanggal pelaksanaan ibadah haji berdasarkan kalender Islam yang mengikuti peredaran bulan. Setiap tahunnya, ibadah haji dilakukan pada 1-10 Dzulhijjah. Karena mengikuti kalender Islam yang lebih pendek, memungkinkan musim haji datang 2x dalam setahun.
Diantara musim ibadah haji tersebut, hari ke-9 yang disebut dengan Arafah. Hari Arafah ini merupakan waktu yang istimewa. Ada banyak amalan yang kamu lakukan saat hari Arafah ini.
Hukum Melakukan Haji
Hukum melakukan ibadah haji fardhu ‘ain, jadi setiap umat muslim yang memiliki kemampuan kewajiban untuk melaksanakannya. Kewajiban pelaksanaan ibadah ini pun hanya 1 kali seumur hidup.
Dijelaskan pada surat Ali Imran ayat ke-97 bahwa seorang muslim berkewajiban melakukan ibadah haji apabila mampu. Kata mampu disini diartikan tidak hanya materi tapi juga fisik.
Rukun Melakukan Ibadah Haji
Rukun haji merupakan tindakan yang harus dilakukan dan tidak dapat dibayar dengan denda. Apabila seseorang meninggalkan salah satu dari hal di bawah maka hajinya dianggap tidak sah. Di dalam Islam rukun haji ada 6, diantaranya.
- Niat haji atau Ihram
- Mengelilingi Ka’bah (Wukuf)
- Berlari kecil di antara bukit Safa dan Marwah
- Wukuf bertempat di Padang Arafah
- Mencukur sebagian rambut
- Melakukan secara tertib
Syarat Melakukan Ibadah Haji
Syarat merupakan hal yang harus dipenuhi bagi calon jamaah ibadah haji. Apabila syarat-syaratnya tidak terpenuhi maka tidak diperbolehkan untuk melakukan ibadah haji. Adapun syarat haji yang harus dipenuhi.
- Beragama Islam
- Memiliki akal sehat/ Berakal (tidak dalam kondisi gangguan jiwa)
- Sehat secara fisik dan jasmani. Sehat serta kuat menjalani ibadah haji dan siap secara mental.
- Usia dewasa atau baligh
- Merdeka atau bukanlah seorang budak
- Mampu dari segi beberapa hal yaitu, secara fisik, mental, maupun materi. Hal ini karena ibadah haji memerlukan biaya yang tidak murah (transportasi dan penginapan). Jika sampai menjual barang berharga satu-satunya maka tidak diperbolehkan.
Sunnah Selama Ibadah Haji
Selama melakukan ibadah haji, ada beberapa sunnah yang dilakukan untuk mendapatkan pahala besar. Menurut mazhab Syafi’i dari Syekh Abu Syuja ada 7 hal yang menjadi sunnah ibadah haji sebagai berikut.
- Ifrad atau mendahulukan melakukan ibadah haji dibandingkan dengan umroh.
- Talbiyah (membaca “Labbaik allahumma labbaik”)
- Tawaf qudum, tawaf yang dilakukan saat baru tiba di Mekkah.
- Mabit atau berhenti sejenak (bermalam) di Muzdalifah.
- Salat sunnah tawaf sebanyak dua rakaat.
- Mabit atau bermalam di Mina
- Tawaf Wada’, tawaf terakhir sebagai penghormatan ke Baitullah sebelum meninggalkan Mekkah.
Tata Cara Melakukan Haji
Kamu termasuk salah satu orang yang mampu secara fisik dan harta untuk melakukan ibadah haji. Maka sekarang ketahuilah bagaimana tata cara melakukan ibadah haji. Berikut langkah-langkahnya.
- Tawaf haji bertempat di Masjidil Haram sebelum 8 Dzulhijjah.
- Menyiapkan makanan dan bekal lain sebelum menuju ke Mina dan Padang Arafah.
- Pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) melakukan kain ihram. Mandi, berwangi-wangian, dan mengenakan pakaian Ihram serta mengucap kalimat talbiyah.
- Melakukan perjalanan ke Mina dan langsung shalat dzuhur hingga shubuh. Setiap shalat dilakukan tepat waktu, tapi untuk ibadah 4 rakaat diqashar menjadi setengahnya.
- Sampai matahari terbit pada 9 Dzulhijjah masih menetap di Mina.
- Menuju ke Padang Arafah dan wukuf hingga magrib tiba. Ketika di tempat ini disunnahkan untuk berdiam diri di namirah hingga matahari tergelincir jika memungkinkan.
- Wukuf dilakukan ketika terbit fajar hingga terbenamnya matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah. Meskipun sebentar, jika melakukan wukuf di antara waktu ini haji tetap dianggap sah.
- Pergi ke Muzdalifah pada malam hari untuk bermalam sampai pagi. Jangan lupa mengambil batu yang akan digunakan untuk pelontaran jumrah besok pagi.
- Setelah bermalam, pergi perjalanan menuju Mina untuk kegiatan melontar jumrah.
- 10 Dzulhijjah jamaah melempar jumrah 7x sebagai simbol mengusir setan.
- Mencukur sebagian rambut atau semuanya untuk laki-laki.
- Melanjutkan perjalanan ke Masjidil Haram dan melakukan Tawaf Haji bagi jamaah yang mengambil nafar awal.
- Mabit di Mina dan kemudian dilanjutkan pelontaran jumrah jika mengambil nafar akhir.
- Pada 11 Dzulhijjah melakukan lemparan jumrah ‘Ula di tugu pertama hingga ketiga.
- Pada 12 Dzulhijjah melakukan lemparan jumrah Wusta ke tugu pertama sampai ketiga.
- Kembali lagi ke Mekkah untuk Tawaf Wada’ sebelum kembali ke tanah air.
Kemudahan Melakukan Ibadah Haji
Karena ibadah ini merupakan keinginan semua umat Islam di dunia, pastinya ada banyak kemudahan yang diberikan pemerintah. Tujuannya tidak lain adalah memudahkan ibadah setiap umat muslim di negaranya.
Di Indonesia sendiri ada beberapa program haji yang disediakan oleh pemerintah. Pertama adalah haji reguler yang kuotanya sudah ditetapkan pemerintah melalui Kemenag. Untuk bisa melakukan haji dengan program ini harus menunggu hingga 30 tahun tergantung provinsi.
Program kedua adalah daftar haji plus yang masa tunggunya hanya sekitar 5-9 tahun saja. Tapi harga yang harus dibayar jamaah juga semakin mahal. Terakhir adalah haji furoda yang merupakan program dengan kuota khusus dari Arab Saudi dan tidak perlu menunggu antrian.
Selain dari masa tunggunya, ketiga program tersebut memiliki perbedaan dari fasilitas yang diberikan. Haji plus punya fasilitas yang lebih baik dibandingkan reguler. Fasilitas yang berbeda juga diperoleh untuk haji furoda.
Terlepas dari semua fasilitas yang ada, tata cara untuk ibadah haji sama. Itu tadi sedikit informasi terkait ibadah haji baik dari tata cara hingga syarat yang harus dipahami calon jamaah.
https://writing.bibme.org/edit/ce4e0cfa-a081-40a7-a2d8-d5f3d7cd56e7/plagiarism
https://www.merdeka.com/jabar/mengenal-tata-cara-haji-pelajari-sebelum-pergi-ke-tanah-suci-kln.html?page=5
https://www.google.com/amp/s/www.gramedia.com/literasi/rukun-haji/amp/